PENGARUH TEKHNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIDANGKAL
Abstract
Deep relaxation breathing technique is one of relaxation therapy that can make the body become more calm and harmonious, and able to empower his body to overcome the disruption that attacked him. The type of research used in this study is quantitative research with research design that will be used is one group pre-post design. The population in this study were all patients suffering from hypertension in Sidak Puskesmas Working Area, with the number of 137 people, with the number of samples of 32 respondents, taken by purposive sampling. Statistical test using wilcoxon test. The results of this study There are significant differences / influence on blood pressure decrease in elderly through deep breath relaxation technique with p value is 0.000. It is recommended For respondents who have hypertension it is suggested to be able to do relaxation breathing technique in routinely and can control blood pressure, so that can be separated from pharmacology dependence. Keywords : Deep Breathing Relaxation Technique, Hypertension
Abstrak
Teknik relaksasi nafas dalam merupakan salah satu terapi relaksasi yang mampu membuat tubuh menjadi lebih tenang dan harmonis, serta mampu memberdayakan tubuhnya untuk mengatasi gangguan yang menyerangnya. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian yang akan digunakan adalah bersifat one group pre-post design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh seluruh pasien yang menderita hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Sidangkal, dengan jumlah 137 orang, dengan jumlah sampel sebanyak 32 responden, diambil secara purposive sampling. Uji statistik menggunakan uji wilcoxon. Hasil penelitian ini Terdapat perbedaan/ pengaruh yang sangat signifikan terhadap penurunan tekanan darah pada lansia melalui tehnik relaksasi nafas dalam dengan p value yaitu 0,000. Disarankan Bagi responden yang mengalami hipertensi agar dapat melakukan tehnik relaksasi nafas dalam secara rutin dan dapat mengontrol tekanan darahnya, sehingga dapat lepas dari ketergantungan farmakologi.
References
Bell K, Twigss J, Orlin BR (2015). Hypertension : the silent killer. updated jnc 8 recommendation. Continuing Study. Auburn University. Alabama
Brunner dan Suddarth. (2010). Keperawatan medikal bedah. Edisi 12 Volume 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Hamarno, R. (2010). Pengaruh relaksasi otot progresif terhadap penurunan tekanan darah klien hipertensi primer di kota malang. Tesis. Program Studi Magister Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Depok.
Hidayati, Kushadiwijaya & Suhardi (2013) Hubungan antara hipertensi, merokok dan minuman suplemen energi dan kejadian penyakit ginjal kronik. Berita Kedokteran Masyarakat. 24: 90-102
Jafar, N. (2008). Hipertensi. Respiratory Universitas Hasanuddin., Program studi ilmu gizi fakultas kesehatan masyarakat universitas Hassanuddin Makassar, 1-21.
JNC VII. (2015). The seventh report of the joint national committee on prevention, detection, evaluation, and treatment of high blood pressure. USA: U.S Departement of Health and Human Services.
Organization WH. (2012). Global physical activity questionnaire (GPAQ) analysis guide. Geneva: World Health Organization.
Polit, D.F., & Beck, C.T. (2006). Nursing research: Generating and assessing evidence for nursing practice. (9thed). Philadelphia, PA : Lippincott Williams & Wilkins.
Potter, P.A., & Perry, A.G. (2010). Fundamental keperawatan (Edisi 7) (Buku 2) (Adrina Ferderia, Nggie & Marina Albar, Penerjemah). Jakarta: Salemba Medika.
Purwanto, B. (2012). Hipertensi (patogenesis, kerusakan target organ dan penatalaksanaan). Surakarta: UNS Press.
Riskesdas. (2007). Pedoman pengukuran dan pemeriksaan. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Runtukahu, R.F. (2015) Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan melaksanakan diet pada penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Wolaang Kecamatan Langowan Timur. Ejournal keperawatan (eKp). Volume 3, Nomor: 2, Mei 2015
Santoso, H. dan Ismail, A. (2009). Memahami krisis lanjut usia. Jakarta: Gunung Mulia.
Sanjaya A. dan Rusdi I. (2009). Hubungan interaksi sosial dengan kesepian pada lansia. Naskah Publikasi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Saverio Stranges, T. W. (2008). Relationship of alcohol drinking pattern to risk of hypertension: a population-based study. J. Hypertens.
Susilo, Y., Wulandari, A. (2011). Cara jitu mengatasi hipertensi. Yogyakarta: Penerbit Andi
Smeltzer, S. C & Bare, B. G. (2012). Buku ajar keperawatan medikal bedah bruner & suddarth. alih bahasa agung waluyo. Edisi 8. Vol 2. Jakarta: Erlanga
Suwardianto. H, (2011). Pengaruh terapi relaksasi napas dalam terhadap perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi di puskesmas wilayah selatan kota kediri. puslit2. petra. ac. id/ejournal/index.php/ stikes/article/download/.../18257Diakses 24 Oktober 2017.
WHO-ISH. (2008). Hypertension guideline committee. guidelines of the management of hypertension. J Hypertension. 2008;21(11): 1983-92.