TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TERHADAP KEPUTIHAN DI DESA GASARIBU KECAMATAN LAGUBOTI KABUPATEN TOBA SAMOSIR

  • Melva Manurung STIKes Arjuna
  • Putri Sitorus STIKes Arjuna
Keywords: Level of Knowledge, Young Women, Vaginal Discharge

Abstract

Reproductive health is one indicator the quality and accessibility of health service facilities. One of the clinical complaints of adolescent reproduction is vaginal discharge. Leucorrhoea is defined as discharge from the vagina. These fluids vary in consistency (solid, liquid, viscous), in color (clear, white, yellow, green) and odor (normal, smelly). This study aims to identify the level of knowledge of young women about vaginal discharge at Gasaribu Village, Laguboti District in 2020. The sample was determined using a simple random sampling technique, as many as 65 people. Data collection was carried out in July 2020 using a questionnaire containing statements about demographic data, and vaginal discharge. Based on the results of research conducted in Sitoluama Village, Laguboti District, regarding the knowledge of adolescents about the causes of vaginal discharge, it is known that the knowledge of young women about vaginal discharge from 65 respondents 17 people with good knowledge (26.2%), sufficient knowledge of 35 people (53.8%), less knowledgeable 13 people (20%).

 

Abstrak

Kesehatan repoduksi merupakan salah satu indikator yang peka terhadap kualitas dan aksesibilitas fasilitas pelayanan kesehatan. Salah satu keluhan klinis dari reproduksi remaja adalah keputihan. Keputihan didefinisikan sebagai keluarnya cairan dari vagina. Cairan tersebut bervariasi dalam konsistensi (padat, cair, kental), dalam warna (jernih, putih, kuning, hijau) dan bau (normal, berbau). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan remaja putri tentang keputihan di Desa Gasaribu Kecamatan Laguboti tahun 2020. Penentuan sampel menggunakan teknik simple random sampling yaitu sebanyak 65 orang. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Juli 2020 menggunakan kuesioner yang berisi pernyataan tentang data demografi, dan keputihan.  Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Desa Sitoluama Kecamatan Laguboti tentang pengetahuan remaja tentang penyebab keputihan, diketahui bahwa pengetahuan remaja putri tentang keputihan dari 65 responden 17 orang berpengetahuan baik (26,2%), pengetahuan cukup 35 orang (53,8%), berpengetahuan kurang 13 orang (20%).

References

Alimul, A. (2013). Riset keperawatan dan teknik penulisan ilmiah. Jakarta : Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Kusumaningsih. (2007). Faktor penyebab keputihan. Dikutp dari http://www.organisasi.org. pada tanggal 1 Januari 2020.
Manuaba, I.G.B. (2011). Ilmu kebidanan penyakit kandungan dan KB. Jakarta: EGC.
Muninjaya, S. (2005). Kejadian keputihan. Dikutip dari http://www.mitra keluarga.com pada tanggal 12 Januari 2020.
Notoatmodjo, S. (2013). Ilmu kesehatan masyarakat prinsip-prinsip dasar. Jakarta: Rineka Cipta.
Panuju, P & Umami, I. (2005). Psikologi remaja. Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya.
Rahman. (2013). Hubungan Sosial. Dikutip dari http://www.indonesia.cri.cnhtm. pada tanggal 15 Januari 2020
Sarwono S, W. (2007). Psikologi remaja. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Wawan. A & Dewi, M. (2011). Pengetahuan, sikap dan perilaku manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.
Wandha, P & Misrawati. (2012). Efektifitas pendidikan kesehatan tentang hygine kewanitaan terhadap pengetahuan dan sikapremaja putri dalam menangani keputihan. Jurnal Ners Indonesia, 2012 : vol 2. Riau. UNRI
Widyastuti, Y., et al. (2009). Kesehatan reproduksi. Yogyakarta: Fitramaya.
Wiknjosastro, H. (2012). Ilmu kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Published
2020-12-06