HUBUNGAN SPRITUALIS DENGAN STRES PADA LANJUT USIA DI DESA GASARIBU WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAGUBOTI KABUPATEN TOBA SAMOSIR

  • Tumpal Manurung STIKes Arjuna
  • Minar Lenny Situmorang
  • Indah Sinurat
Keywords: Spirituality, Stress, Elderly

Abstract

Advanced age is someone who has reached the age of 60 years and over. In the elderly found various physical and psychological changes that cause stress. But with spirituality as adaptation and coping, the elderly will be able to cope with the stress they experience. This study aims to identify the relationship between spirituality and stress in the elderly by using correlative design. The sample in this study were 50 elderly people in the village of Gasaribu Laguboti Toba Samosir. Determination of the number of samples based on power analysis tables and taken using simple random sampling technique. Data collection was conducted on April 4 to May 4, 2018 using a questionnaire containing questions and statements about demographic, spirituality and stress data in the elderly. From the research, it was found that 88% of the elderly were at a high level of spirituality and 12% at moderate levels of spirituality. Meanwhile 76% of the elderly were in the category of mild stress and 24% in the moderate stress category. Spirituality is negatively related to a weak relationship with stress in the elderly (r = - 0.182) with an unacceptable significance value (p> 0.05) so it can be concluded that the research hypothesis is unacceptable, meaning there is no relationship between spirituality and stress in further age in the village of Gasaribu Laguboti Toba Samosir. This caused by various factors including socio-economic factors, culture, gender, education, social environment, crisis and transition aspects, elderly personal characteristics, one's adaptation involving multiple dimensions, livelihood and shelter assistance and the opportunity to develop potential self. Information provided can help improve nursing services for the elderly, especially psychologically.

 

Abstrak

Usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Pada lansia ditemukan berbagai perubahan fisik dan psikologis yang dapat menyebabkan stres. Tetapi dengan adaptasi dan koping spiritualitas, para lansia akan mampu mengatasi tekanan yang mereka alami. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara spiritualitas dan stres pada lansia dengan menggunakan desain korelatif. Sampel dalam penelitian ini adalah 50 orang lanjut usia di desa Gasaribu Laguboti Toba Samosir. Penentuan jumlah sampel berdasarkan tabel analisis daya dan diambil menggunakan teknik simple random sampling. Pengumpulan data dilakukan pada 4 April hingga 4 Mei 2018 menggunakan kuesioner yang berisi pernyataan tentang data demografi, kerohanian, dan stres pada lansia. Dari penelitian, ditemukan bahwa 88% lansia memiliki tingkat kerohanian yang tinggi dan 12% dengan tingkat kerohanian yang sedang. Sementara itu 76% lansia berada dalam kategori stres ringan dan 24% dalam kategori stres sedang. Spiritualitas berhubungan negatif dengan hubungan yang lemah dengan stres pada lansia (r = - 0,182) dengan nilai signifikansi yang tidak dapat diterima (p> 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian tidak dapat diterima, artinya tidak ada hubungan antara spiritualitas dan stres pada usia lanjut di desa Gasaribu Laguboti Toba Samosir. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor termasuk faktor sosial-ekonomi, budaya, gender, pendidikan, lingkungan sosial, aspek krisis dan transisi, karakteristik pribadi lansia, adaptasi seseorang yang melibatkan berbagai dimensi, bantuan mata pencaharian dan tempat tinggal dan kesempatan untuk mengembangkan potensi diri. Informasi yang diberikan dapat membantu meningkatkan layanan keperawatan untuk lansia, terutama secara psikologis.

References

Ardila, S. (2013). Integritas Ego pada Lanjut Usia Wanita di Panti Wreda Hanna Yogyakarta. Jurnal Keperawatan. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 3 (1): 14-24.
Arumsari, N, S. (2014). Pengaruh Reminiscence Therapy Terhadap Tingkat Stres pada Lansia di PTSW Unit Budi Luhur, Kasongan, Bantul, Yogyakarta. Tesis. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhamadiyah Yogyakarta
Azizah, L. M. (2011). Keperawatan Jiwa (Aplikasi Praktik Klinik). Graha Ilmu. Yogyakarta.
Dewi, S.R. (2014). Buku ajar keperawatan gerontik. Yogyakarta: Deepublish.
E.Hight. (2011). Spirituality and Medical Pratice: Using the HOPE Questions as a Pratical Tool for Spiritual Assessment. American Family Physician. 63 (81-88)
Gusvita, E. (2015). Hubungan Antara Tingkat Spiritualitas dengan Kesiapan Lanjut Usia dalam Menghadapi Kematian di Desa Pucangan Kecamatan Kartasura. Skripsi. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta
Hamid, A. Y. (2010). Buku Pedoman Askep Jiwa-1 Keperawatan Jiwa Teori Dan Tindakan Keperawatan. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. .
Hawari, D., (2011). Depresi dalam Manajemen Stress, Kecemasan, Depresi. Jakarta: FKUI
Ismail, A. & Santoso, H. (2009). Memahami krisis lanjut usia. Jakarta: Gunung mulia.
Kaplan, H.I., Sadock, B.J. (2010). Retardasi Mental dalam Sinopsis Psikiatri. Tangerang : Binarupa Aksara
Nasir, A dan Abdul, M. (2011). Dasar-Dasar Keperawatan Jiwa. Salemba Medika. Jakarta.
Potter, A. & Perry, A.G. (2009). Fundamental Keperawatan, Edisi 7. Cetakan 1. Salemba Medika. Jakarta.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta, CV.
Sunaryo. (2009). Konsep Dasar Keperawatan Jiwa. EGC. Jakarta.
Townsend, M.C. (2009). Psychiatric Mental Health Nursing: Concepts of Care in Evidence Based Pratice. 6th edition. FA Davis Company. Philladelphia.
Published
2019-11-29