HUBUNGAN PERAN PETUGAS KESEHATAN DAN SIKAP REMAJA DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE DI DAYAH TERPADU AL-MADINATUDDINIYAH SYAMSUDDHUHA
Abstract
Iron deficiency can cause anemia. Failure to reduce anemia can result in millions of women experiencing impaired health and quality of life, and can interfere with adolescent development and learning. Basic Health Research Data (RISKESDAS) in 2018 shows the percentage of this case increased to 48.9%. The proportion of anemia in adolescent girls is greatest in the age group 15-24 years and 25-34 years, when compared to 2013 it was found that it was only 37.1%. The purpose of this study was to analyze the relationship between the role of health workers and adolescent attitudes with adherence to Fe tablet consumption in Dayah Terpadu Al-Madinatuddiniyah Syamsuddhuha, North Aceh Regency. This research is an observational study with a cross-sectional approach. The population in this study were young women MA grades 2 and 3. The sample size was 120 samples, using stratified random sampling. The results of the chi-square test obtained p-value <0.05 for the variable of the role of health workers and adolescent attitudes with adherence to the consumption of Fe tablets and attitudes. However, logistic regression test , the double test carried out on both variables showed that the attitude variable was more dominantly related than health workers with a p-value of 0.05. It is very important for adolescents to continue to obediently consume iron tablets, as an effort to prevent anemia by attending health classes and counseling related to this problem by involving the participation of teachers other than health workers.
Abstrak
Kekurangan zat besi dapat menyebabkan terjadinya anemia. Kegagalan untuk mengurangi anemia dapat mengakibatkan jutaan wanita mengalami gangguan kesehatan dan kualitas hidup, dan dapat mengganggu perkembangan serta pembelajaran remaja. Data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018 menujukkan persentase kasus ini meningkat menjadi 48,9%. Proporsi anemia pada remaja putri terjadi paling besar di kelompok umur 15-24 tahun dan 25-34 tahun jika dibandingkan tahun 2013 ditemukan hanya sebesar 37,1 %. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan peran petugas kesehatan dan sikap remaja dengan kepatuhan konsumsi tablet Fe di Dayah Terpadu Al-Madinatuddiniyah Syamsuddhuha Kabupaten Aceh Utara. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan crossectional. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja putri Tingkat MA kelas 2 dan 3. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 120, dengan menggunakan pengambilan sampel secara stratified random sampling. Hasil uji chi – squre test diperoleh nilai p-value < 0,05 untuk variable peran petugas kesehatan dan sikap remaja dengan kepatuhan konsumsi tablet Fe sikap. Namun uji regresi logistik ganda yang dilakukan terhadap kedua variabel menunjukkan variabel sikap lebih dominan berhubungan dibandingkan dengan petugas kesehatan dengan nilai p-value 0,05. Sangatlah penting bagi remaja untuk terus patuh mengkonsumsi tablet besi, sebagai salah satu upaya pencegahan anemia dengan mengikuti kelas kesehatan dan penyuluhan yang tekait dengan masalah tersebut dengan melibatkan peran serta guru selain petugas kesehatan.
References
2. Kemenkes RI. (2019). Kementerian kesehatan republik Indonesia. Kementeri Kesehat RI [Internet]. 2019;1(1):1. Available from: https://www.kemkes.go.id/article/view/19093000001/penyakit-jantung-penyebab-kematian-terbanyak-ke-2-diindonesia.html
3. Kemenkes RI.. (2018). pedoman pencegahan dan penanggulangan anemia pada remaja putri dan wanita usia subur (WUS) [Internet]. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2018. Available from: https://promkes.kemkes. go.id/buku-pedoman-pencegahan-dan-penanggulang an-anemia-pada-remaja-putri-dan-wanita-usia-subur
4. Naufaldi, MR., & Idris H. Evaluation of iron tablet program among adolescent girl. 2020;25(Sicph 2019):310–9.
5. Fatmawati, A., & Subagja, CA. (2020). Analisis faktor kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi pada remaja putri. J Keperawatan. 2020;12(3):363–70.
6. Apriningsih., Madanijah, S., Dwiriani, CM., & Kolopaking, R. (2020). Determinant of highschool girl adolescent’adherence to consume iron folic acid supplementation in Kota Depok. J Nutr Sci Vitaminol (Tokyo). 2020;66:S369–75.
7. Aceh. (2022). Pemerintah Aceh luncurkan GISA, untuk percepat penanganan stunting. 2022;1–2.
8. Tirthawati, S., Rosidi, A., Sulistyowati, E., & Ayuningtyas, RA. (2020). Pengetahuan, sikap remaja putri dan dukungan petugas kesehatan terhadap konsumsi tablet besi folat SMKN 1 Bangsri Jepara: Sebuah Studi Cross Sectional. J Gizi. 2020;9(2):201.
9. Aprianti, R., Sari, GM., & Kusumaningrum, T. (2018). Factors correlated with the intention of iron tablet consumption among female adolescents. J Ners. 2018;13(1):122.
10. Agustina, R., et al. (2021). Associations of knowledge, attitude, and practices toward anemia with anemia prevalence and height-for-age z-score among Indonesian adolescent girls. Food Nutr Bull. 2021;42(1_suppl):S92–108.
11. Notoadjmojo, S. (2007). Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2007.
12. P. Stevani Basuki EU. (2019). Factors affecting iron and folicacid consumption among adolescents: a literature review. Proc Int Conf Appl Sci Heal. 2019;(4):609–12.
Copyright (c) 2022 Indonesian Trust Health Journal

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.